Sidang paripurna berakhir pukul 2.00
waktu setempat, dengan hasil BBM tidak jadi naik atau bisa di bilang kenaikan
BBM “ditunda”, kenapa? Bukan karena demo anarkis mahasiswa dan element
masyarakat Indonesia, namun ini semua adalah taktik politik, sebentar lagi BBM
pasti naik lagi secara diam-diam atau pun terang-terangan, demo anarkis atau
damai pun tidak di hiraukan oleh orang-orang berdasi itu, yang rugi malah
mereka yang dibela oleh pendemo.
Mahasiswa hanya menunjukan sikap
anarkis, yang mempertontonkan bahwa rendahnya kualitas intelektual sebagai
mahasiswa, di katakan kemenangan mahasiswa kaena BBM tidak jadi naik juga tidak
bisa, malah terlihat sebagai suatu tipuan setelah adanya penambahan UU tentang
dalam hal apa harga BBM bisa di naikan nanti, demo anarkis kemaren menyebabkan
kerugian pada masyarakat, siapa yang akan bertanggung jawab atas kerugian
tersebut?
Kurang kerjaan memang para
mahasiswa, mending belajar di kampus, tingkatkan sumber daya manusia di
Indonesia, jangan Cuma nya bisa ngeluh saja, harga BBM naik saja di ributkan,
emang harga minyak itu akan naik terus kok, apalagi setelah iran tidak mau jual
minyak ke eropa, kenapa harus dengan cara anarkis untuk menunjukan aspirasi,
kapan majunya ini Negara?
Jika mahasiswa berdemo tidak anarkis
BBM juga pasti tidak akan naik untuk sekarang ini, semua hanyalah tipuan
poltik, dalam 6 bulan kedepan sudah bisa dipastikan BBM akan naik, Karena bukan
dengan anarkis itu yang membuat keputusan berubah. Tetepi karena
pembohong-pembohong politik. Jadi diibaratin aja ama drama. Hasil akhir sudah
diketahui....partai ujung-ujung nya pasti cuma mau keuntungan partai itu
sendiri. Cari nama buat pemilu mendatang
Menang atau kalah tak ada yang
mengerti dari mana di lihatnya, yang jelas sekarang rakyat sudah cukup pintar,
takut subsidi dicabut, karena kalau sampai subsidi dicabut dari BBM subsidi
bakal di korup, sejauh ini kesejah teraan rakyat masih belum cukkup baik, masih
banyak ketimpangan kesejahteraan rakyat, setidaknya pemerintah menjamin uang
subsidi itu di pakai untuk hal yang benar, bukan untuk di korup, pastinya
rakyat ok-ok aja.
Sebagai rakyat biasa pasti
menginginkan pemerintahnya pedulu terhadap rakyat, bersedia mendengarkan curhat
rakyat, ibarat tidur satu ranjang dan bisa berbagi selimut, merasakan apa yang
dirasakan rakyat, menangis saat rakyat menangis dan tidak berbangga hati jjika
berhasil membahagiakan rakyat.
Sayang nya rakyat tidak bisa melihat
anggota DPR yang benar-benar anggota DPR(dewan perwakilan rakyat), yang ada
hanya DPP(dewan perwakilan partai) kenapa? karena setiap memberikan argument
atau pendapat selalu mengatas namakan partai seperti “fraksi kami partai *** bersiap demikian” dari sikap anggota dewan
tersebut apakah salah jika kita mnyebut mereka telah menghiantai rakyat? Mereka
hanya menerima order dari parpol masing-masing.
Jika secara kebetulan kebijakan yang
diambil oleh PARPOL mereka pro dengan rakyat, mereka dengan senang hati
mengikutinya, karena dapat menguntungkan mereka dalam hal pencitraan. Akan
tetapi ketika kebijakan yang diambil oleh PARPOL mereka tidak pro rakyat,
mereka juga dengan tidak berat hati mengikutinya untuk tetap bisa
mempertahankan keberadaannya di dalam PARPOL yang mereka ikuti. Kalau sudah
begitu, aspirasi rakyat hanya menjadi pelengkap saja dalam sebuah sistem
demokrasi. Karena yang sebenarnya ada hanya aspirari PARPOL saja.
Parpol seharusnya menjadi motor
untuk rakyat maju, tapi yang terjadi rakyat menjadi motor untuk parpol
maju, Semua atas nama rakyat tapi
ujung-ujung nya supaya parpolnya maju dan banyak simpati, yang oposisi sudah
kalah masih keras kepala, yang koalisi semua ibarat penghianat Negara. Runyam
semua nya, politik memang busuk.
Yang pasti, kalau nonton sidang
kemaren, ya seperti itulah kualitas wakil rakyat kita. Teriak-teriak, tidak
punya etika berdiskusi, orang lagi ngomong diinterupsi terus, pada saat ada yg
omong diceletuki, dan celakanya, kadang udah teriak-teriak interupsi pas dikasi
kesempatan omong ternyata yang diutarakan melenceng atau tidak sesuai dengan
apa yang sedang dibahas, atau mengulang apa yang sedang ditegaskan. Parlemen
ribut bahkan berantem, tidak hanya di Indonesia memang. Taiwan itu kan juga
sering muncul di TV anggota dewannya berantem. Tapi tau sendiri Taiwan jauh
lebih maju - tentu saja no complain. Apa
kita nggak nangis, warga negara Indonesia diwakili sama orang2 kayak gini?
Seharusnya kita sudah
mengetahui semua bahwa Anggota DPR dipilih secara langsung oleh rakyat pada
pemilu 2009. Sebagai wakil rakyat, seharusnya para Anggota DPR bisa menjadi
wakil atau "pembantu" rakyat dalam menyampaikan aspirasi rakyat
kepada pemerintah. Karena tanpa bantuan DPR, aspirasi rakyat sering dianggap
remeh oleh pemerintah, dan tak jarang pula dikesampingkan dalam pengambilan keputusan.
Mereka mengaku wakil rakyat hanya
pada saat pemilu, setelah terpilih mereka itu wakil partai, jadi ya percuma kita
milih-milih mereka, toh mereka lebih mementingkan partai (golongan) nya
sendiri. dulu waktu kita sekolah diajarkan bahwa kita harus mendahulukan
kepentingan bersama di atas kepentingan golongan dan pribadi. jadi apa perlu
kita pilih mereka lagi pemilu nanti?
Kejadian-kejadian demikian
mudah-mudahan dapat dipetik maknanya dan sekaligus menjadi bahan pelajaran bagi
kita semua untuk lebih jeli menyikapi janji, pernyataan dan sepak terjang para
politikus di negeri ini.
0 comments:
Post a Comment